Pagi ini terasa begitu dingin, angin yg berhembus
menggoyangkan ranting pepohonan. jendela yang masih terbuka sejak semalaman pun
mulai benyanyi karena tertiup angin. ya disitulah kamarku, berantakan dan kacau
setelah semua kejadian semalam terjadi. tak habis pikir memang ketika cinta kita
disambut dengan cinta yang lain..
Semua bermula sejak akhir semester duaku dikampus
tercintaku ini, saat itulah kali pertama kami bertemu, Rey iya itu namanya. Kita
tak sengaja berkenalan disudut kampus, dimana lagi kalau bukan kantin. bermula dari
saling berebut semangkuk soto sampai akhirnya kita berkenalan-bbm-jadian singkat
memang. Ini lah permulaan yang salah. cinta singkat dan banyak peluang untuk tertipu !
Terlalu banyak rayuan, pujian yang semu. Mungkin Rey pandai dalam berbicara dan mendapatkan hati setiap orang. tapi Rey terlalu bodoh
dalam menyimpan suatu rahasia..
Malam itu ulangtahun Rey dan masih dalam suasana
libur semester, aku berniat membuatnya terkejut. Aku berencana membuat dia percaya
bahwa posisiku sekarang tidak dijakarta, ya di bandung kota kecil indah inilah yang
menjadi alasanku untuk memulai aksi berbohongku. pagi itu segera kuketik pesan singkat via BBM kepada Rey,
"Rey, selamat ulangtahun maaf aku tidak
bisa bertemu di hari spesialmu. Ada urusan mendadak dengan sahabatku di Bandung"
seketika itupun Rey menjawab pesan singkatku,
"Iya Vina sayang, hati-hati dijalan aku
enggak masalah"
Karena memang sudah niatku membuat dia terkecoh
dan seakan membuatku acuh seharian dengannya, Membuatku menjadi Vina yang lain. Ya, demi kejutan nanti malam..
Seharian tidak ada kabar dariku, ba'da Sholat Magrib Rey menelponku menanyakan keberadaanku. Jawabku singkat, aku berada di bandung dan
berniat pulang besok pagi. Itu versi bohongku, sebenarnya aku sudah berada di gudang Cafe di Jakarta bersama teman temannya merencanakan semua.
Rencana A,
Teman-teman Rey memancing Rey untuk
datang di Cafe tersebut, sedangkan aku menunggu di dalam gudang hingga waktu yang
pas. Setelah waktu tiba aku keluar beserta kue coklat yang cantik dengan dua
puluh lilin diatasnya untuk meng-eksekusi malam itu. and surprice !
Rencana B,
Nothing..
Pikirku aku tidak membutuhkan rencana cadangan untuk hal romantis ini.
Rencanaku akan berhasil dan tidak
memerlukan rencana cadangan, saat itu aku yakin cinta Rey kuat terhadapku.
Malam itu aku menunggu di gudang yang bau, gelap, kotor sedirian. Teman-teman Rey dan Rey sudah datang.
Rey hanya duduk lima menit lalu dia pergi sebelum
aku keluar. Salah satu temannya menghampiriku di gudang dan berkata bahwa rey keluar
sebentar untuk mengambil sejumlah uang di mesin ATM, saat itu kepalaku mulai berputar
dan berpikir. tetapi aku memutuskan untuk tetap menunggunya saat itupun ponselku
sudah berdering, siapalagi kalau bukan Ayah yang mngingatkanku hari sudah malam saatnya
untuk pulang. Aku punya seribu alasan untuk melawan ayahku agar aku tetap tinggal
di gudang yang bau dan gelap itu beberapa menit lagi.
lima belas menit aku menunggu dalam hening dan
berpikir, bisakah kejutan ini akan berhasil, Tiba-tiba suara yang
menggelegar memecah pikiranku. Ya hujan ! lengkap sudah. Rey tak kunjung datang,
aku masih di gudang kumuh ini dan hujan ! hopeless, entahlah aku saat ini sedang
mengikuti Alur yang diberikan Allah, manusia hanya bisa merencanakan. Beliau-lah yang
membuat cerita.
Sesaat kumudian Rey datang beserta bencana yang
akan menghancurkanku. Sahabat rey menghampiriku lagi di gudang. Tio berkata sambil
tersengal-sengal seakan nyawanya akan hilang, sedangkan aku bingung dengan isyarat
yang Tio berikan. isyarat itu tidak ada direncanaku !
"Vina! ga gawat anu, aduh gimana ya. Mm
ini Vin, Rey sudah datang tapi sama .."
Sebelum Tio melanjutkan, aku sudah tahu. Pasti
Vani ! bukan musuh tapi dialah yang menyambut cintaku
terhadap Rey. Seketika kakiku
lemas, pikiranku berputar lebih cepat dari bumi yang berputar pada porosnya, air matakupun tak tahu kenapa langsung mengalir jatuh
dengan gaya gravitasinya. Akupun ikut terjatuh berlutut tersimpuh lemas, tapi untung saja kue yng
menerangiku tidak terjatuh. Tio mencoba menenangkanku dan bertanya
"Rencana apa yang kamu punya untuk kejutan
ini vin ?"
aku berpikir dalam tangisku dan di dalam kekacauan
hati ini. aku harus menekan rasa marahku dan mulai berpikir jernih.
"kita tetap akan melanjutkan rencana ini". Ucapku sambil mencoba tegar dan mngusap air mataku
"kita lanjutkan, sudah terlanjur basah
disini Tio. ini akan menjadi yang pertama dan terakhir. alihkan perhatian Vani malam
ini untuk waktu yang sebentar saja, ajak dia keluar dari sini, kemanapun. aku hanya
meminta waktu sepuluh menit saja, setelah Vani pergi aku akan keluar memberikan
surprice ini, bagaimana ?"
"siap bos!"
Tio pun punya caranya sendiri untuk membuatku
tersenyum kecil. dia sahabat yang baik
Situasi aman, akupun keluar membawa smua amunisiku,
kue coklat, dua puluh lilin dan kotak kecil, kadoku untuknya. Mata Rey terbelalak
membuka seakan akan kedua matnya keluar dari kelopaknya membuatku geli ingin muntah
dihadapannya.Tapi aku tidak boleh jahat, aku sapa dia dan mengucapkan selamat, bukan selamat karena telah berhasil membuat hatiku berkeping-keping, tetapi selamat atas ulang tahunnya yang keduapuluh dan terimakasih karena sudah mendewasakanku dengan kejadian malam ini,
"Happy birthday Rey, kejutan ! semoga panjang
umur, semoga kamu menjadi lebih baik dan lebih dewasa untuk kedepannya dan terimakasih untuk kejutanmu terhadapku malam ini, ini membantuku untuk lebih dewasa lagi Rey" aku
mengucapkannya sambil menahan tangis dan berusaha tersenyum, betapa sulitnya. Rey
masih terbelalak dan kaku didepanku,
"Ayo make a wish Rey, segeralah tiup keduapuluh
lilin ini. Ada hati yang harus dijaga diluar sana" saat kuucapkan itu, air
matakupun mulai mengalir, tak kusangka ia mengalir lebih deras dari seblumnya. aku
mencoba menyeka dan tersenyum kembali.
Rey memanggilku dengan nada lirihnya dan berharap aku luluh kembali,
"Vina.."
aku menatapnya tajam dan meminta Rey untuk cepat
meniup lilinnya. Rey pun segera meniup lilinnya. aku tidak akan berlama-lama disitu,
di tempat itu. I hate this place ! it's anoying !!
segera kutitipkan kue dan kotak kecilku ke Fitri
teman Rey yang lain. aku bergegas lari dari hadapannya dan ingin segera pergi dari
neraka kecil ini !
Rey memanggilku dan mengejarku. ia mendapatkan
tanganku dan berkata
"Vina, aku antar kamu pulang dan aku bisa
menjelaskannya. kumohon Vin!"
Aku mencoba melepaskan cengkraman itu, dan mengusap
air mataku
"Cukup Rey, biarkan aku sendiri dan bersenang-senanglah
dengan mereka. semuanya sudah jelas. Allah tunjukkan siapa kamu sebenarnya, aku bersyukur
tidak mengenalmu lebih dalam lagi ! lepaskan Rey ! sakit !"
Rey minta maaf dan melepaskan cengkramannya. Akupun acuh dengan air hujan yang mulai membasahiku. aku bergegas mengambil motorku
dan pergi dari neraka kecil itu dan kembali pulang kerumah.
Kacau! teriakku dalam hati. aku rela menipu
Ayahku hanya untuk kejutan bodoh ini, buang buang waktu, mencintai orang yang salah
!
Pagi itu merubah segalanya, ya saat aku bangun
dan tersadar dari hal bodoh yang aku lakukan semalam. Saat itu aku mulai membenci
perasaan egoku, aku sadar cinta membutakanku. sampai aku rela berbohong kepada ayah
demi cinta palsu itu, dan akupun tahu ini bukan cinta jika membuatku tersiksa. Aku
harus keluar dari dilema ini !
Hari ini aku menghapus semua kenangan cinta
selama satu bulan ini. Libur semester yang hancur berantakan bukannya holiday malah
sakit hati yang aku dapat. coba saja aku lebih berhati hati dalam memilih, aku rasa
tidak akan begini. Tapi aku sadar, ini bukan salah Rey sepenuhnya. mungkin ini pelajaran yang diberikan oleh Allah kepadaku, ini jalanku menuju kedewasaanku yang belum matang..
Dari kisah Vina kita dapat tarik kesimpulan, bahwa Cinta bukanlah sesuatu yang memaksa dan memihak kepada orang yang kita cintai. ketika kita terlalu berambisi mencintai seseorang, ingatlah itu bukan Cinta yang sebenernya, melainkan hanya Nafsu semata. Ketika kita berbohong apalagi kepada Orang tua kita sendiri, itu juga bukan Cinta, Cinta tidak akan mengajarkan kita untuk berbohong. karena kebohongan bukanlah landasan dari Cinta. Cinta itu seperti perilaku dan sikap Orang Tua kita terhadap kita. terkadang kita merasa tersiksa dengan banyaknya aturan dari beliau, tapi itulah Cinta. Semua yang dilakukan demi kita para anak mereka. Aku rasa tidak ada Orang tua yang menginginkan anaknya celaka. kita hanya kurang membuka mata seberapa besar cinta Orang tua terhadap kita, kita selalu berambisi "ya seperti itulah orang tua pada dasarnya" dan kita sering melupakan ada cinta disetiap tindakan Orang Tua.
Semoga bermanfaat, dan semoga cerita Vina dapat membuka mata kalian yang memiliki kesamaan cerita dengan Vina..
Wassalam..